Tak
ada yang salah dari dirinya saat hatimu terluka.
Pun tak ada yang salah dari dirinya saat kediamanmu yang dulu ramai, kini kosong
melompong … sunyi … tak ada isi … hampa.
Berhentilah
menjadi pengagum ulung.
Yang
hilang waras setiap kali berbicara tentang dirinya.
Bukankah
kecewa dan luka kerap kali datang karna sikap kita yang terlalu mengharap lebih
pada sesuatu yang bahkan belum tentu kita miliki?
Jika
itu perihal cinta … maka berhentilah sejenak untuk mencinta.
Karna
kamu salah … Cinta tidak sedangkal itu… Cinta tidak sekanak-kanak itu.
Lepaskan
… dan biarkan dia bebas memilih hati mana yang mampu memberikannya nyaman
ketika ditempati.
Kamu
… jangan terlalu lama menjadi benalu yang terpaksa tumbuh di hatinya.
Yang
menumpang rindu dan teduh agar hatimu tetap merasa hangat dari dinginnya
kesendirian.
Berhentilah
jadi egois karna cinta. Berhentilah untuk memaksakan perasaan mu kepadanya.
Lalu, mulailah berjuang dalam penantian yang diam.
Jika
dia memang Jodohmu … maka biarlah Tuhan yang memberikan jalan pada hatinya dan
hatimu untuk bersatu.
Untuk
sekarang ini,
Pulanglah.
Aku
rindu pada dirimu yang dulu.
Yang
tak pernah muluk-muluk perihal cinta.
Pengagum
setia yang lebih memilih mencintai dalam diam.
Yang
telah cukup bahagia saat kedua matamu mampu menangkap sosoknya dari kejauhan.
Yang
telah cukup bahagia saat mulutmu mampu menasbihkan namanya dibawah
langit-langit Tuhan.
Jakarta, 30 September 2018
Andria Tama.