Sunday, December 6, 2015

Tragedi Metromini dan Kopaja


Lagi....
Catatan hitam tergores lagi.

Di dinding-dinding dekil angkutan Metromini.
Yang ringsek tadi pagi.
Ya ... Tadi pagi.
Di atas perlintasan rel kereta api.

Hancur!
Benar-benar hancur!

Hanya sisakan puing!
Darah!
Kenangan pahit!
Juga puisi kehilangan yang pekik!

Siapa yang harus di penjara?!
... Sedang sang sopir juga tewas, bersama.

Ingat!
Ini bukan kali pertama!

Sial!

Apa belum cukup tragedi yang lalu?
Hingga harus memancingnya kembali?

Membuat haru!
Ciptakan pilu!

Belum sempat hari berganti.
Sebuah Kopaja berulah ... Lagi.
Terguling di depan halte bus.

Satu pejalan kaki Tewas!
Di tabrak Kopaja.
Ganas!

Mana sang sopir?
Mana si kernet?

BANGSAT!
Mereka kabur!

Kejar!
Lalu hajar!
Biar mereka berdua kapok.

Main handphone saat berkendara?
Hey! Otak kalian ada di mana?!
Dasar GUOBLOK!

Oh, Sopir Metromini....
Oh, Sopir Kopaja....
Sampai kapan nyawa penumpang terus kalian gadai?

Empat Ribu Rupiah?
... Hey! Nyawa kami tak semurah itu!

Kami mohon...,
Berhentilah Ugal-ugalan.
Lalu patuhi peraturan di jalan.

Atau kami akan teriak,
BUBARKAN!


Jakarta, 7 Desember 2015
Penulis: Andria Tama (crb komandan kodok)

Thursday, November 12, 2015

Tetaplah di sini ... Ibu.



Dear Ibu

Ini Bu, lukisan yang ku buat untuk mu.
Hihihihihihihi... ^^-

Seperti biasa, kau akan tersenyum dan memuji seburuk apapun hal yang aku berikan.

Senyuman mu itu,
Kalau bisa ... aku ingin melihatnya lebih lama lagi.
Setidaknya sampai aku mampu menopang diri ku sendiri dan menjadi orang Berhasil yang mampu membuatmu bangga.

Jadi kumohon, tetaplah disana.
Di tempatmu berpijak saat ini.

Ya, di balik jendela itu.
Jendela rumah kita.

Aku ingin kau melihat ku.

Melihat ku bermain, tertawa, terjatuh dan tumbuh menjadi hal yang bisa kau banggakan.

Meski ku tau hari itu akan datang.
Hari dimana kau biarkan Pelangi Senja menggantikan Senyum mu yang lelah dan terlelap.

Tapi aku tak peduli!

Karna aku ingin kau ada disini.
Bersamaku.
Lebih lama lagi.


Jakarta, 22 Desember 2012
Penulis: Andria Tama (crb komandan kodok)

Thursday, November 5, 2015

Dalam bisu ... Aku mengagumi mu.

Aku masih mengingat perjumpaan terakhir kita delapan tahun lalu.
Hari itu adalah hari terakhir aku melihat mu.

Apa kau tahu?
Sejak hari itu aku selalu merindukan mu.
Apa kau tahu?
Sejak hari itu aku masih memikirkan mu.

Tapi yang aku tahu,
Sampai hari itu aku tetap saja mengagumi mu dalam bisu.
Tapi yang aku tahu,
Sampai hari itu aku tetap saja tak kuasa untuk menyapa mu.

Dan aku pun tahu,
Pada akhirnya, kau tak pernah mengenal siapa aku.

Kesalahan ku bukanlah ketika aku mulai mengagumi mu.
Kesalahan ku adalah karna aku tak pernah memiliki keberanian untuk menyapa dan mengagumi mu dari dekat.
Memperkenalkan diriku, menjadi sahabat mu, atau bahkan menyatakan perasaanku.

Terkadang aku ingin mengulang waktu.
Kembali ke masa lalu.
Hanya untuk sebuah alasan.
Agar aku bisa menyapa dirimu.

Namun aku sadar akan inginku.

Mengulang waktu?
Akh ... Apa yang sedang aku pikirkan?
Dasar bodoh!
Hahahahaha....

Ter-untuk dirimu di masa lalu.
Melalui tulisan ini, aku hanya ingin kamu tahu bagaimana caraku mengagumi mu.
Ter-untuk dirimu di masa lalu.
Melalui tulisan ini, aku hanya ingin kamu tahu bahwa rasaku terhadap mu, masih tetap sama seperti dulu.
Dan ter-untuk dirimu di masa lalu.
Terimakasih ... Karna telah memperkenalkan ku pada rasa yang belum pernah aku miliki sebelumnya.

Kita mungkin tak pernah saling sapa.
Tapi aku bersyukur,
Karna mencinta ... Tak selalu harus melalui sebuah ucapan dan kata.



Jakarta, 5 September 2015
Penulis: Andria Tama (crb komandan kodok)

Masih di sini.

Malam ini hatiku masih berdiri.
Menatap bintang langit,
Berharap kau ada di sini.

Menanti jawaban atas cinta yang ku ungkapkan.

Untuk hatimu,
Untuk cintaku.

Aku masih setia untuk satu cinta.
Aku masih di sini,
Menunggu mu,
Selamanya.


Jakarta, 2007
Penulis: Andria Tama (crb komandan kodok)

Thursday, October 29, 2015

Angela (creepy pasta)

Halo...
Nama ku adalah Angela. Aku seorang anak berdarah belanda. Aku datang ke indonesia pada satu setengah abad silam. Saat itu ayah mendapat tugas memimpin tentara negara kami untuk berperang di negeri ini, negeri Indonesia. Sehingga aku dan ibu ku ikut serta bersama ayah tinggal di indonesia.

Aku adalah anak semata wayang. Di indonesia aku tak memiliki teman bermain, karna semua anak pribumi membenci kaum bangsawan belanda seperti kami. Aku kesepian di sini. Tapi ayah begitu baik. Ia membelikan ku sebuah boneka. Aku menamainya Melinda. Setiap hari aku menghabiskan waktu ku bersama Melinda. Dia begitu setia menemaniku. Aku bahkan merasa bahwa ia benar-benar hidup. Aku senang bersama Melinda, dan aku rasa melinda juga merasakan hal yang sama.

Sampai di suatu malam, ketika aku dan melinda hendak tertidur, aku mendengar suara ayah dan ibu yang berteriak. Aku tak tahu apa yang terjadi, di ruang tamu begitu gaduh. Aku beranikan diri untuk mengintip apa yang terjadi dari lubang kunci kamar ku. Aku terkejut..!! Banyak sekali orang-orang mengenakan penutup wajah berwarna hitam di ruang tamu. Mereka semua membawa senjata tajam. Apa mereka orang jahat?

Aku melihat banyak darah di lantai. Aku palingkan penglihatan ku ke sudut lainnya.
"Tidak..!!" ayah ... ibu. Mereka mati terbunuh!
Aku melihat salah seorang pelaku menenteng sesuatu. "oh tidak!" itu kepala paman Van Gurt! dia adalah bawahan ayah. Mereka benar-benar telah memenggal kepala paman Van Gurt. Kaki ku lemas, jantung ku berdegub kencang. Aku benar-benar ketakutan!! Aku tak tau harus berbuat apa. Aku segera menghampiri Melinda yang berada di tempat tidur. Lekas aku bawa ia untuk bersembunyi di lemari pakaian.

Dari dalam lemari, aku mendengar suara pintu kamar ku di dobrak. Langkah kaki mereka terdengar menakutkan. Aku takut. Di dalam lemari ini begitu gelap. Aku bahkan tidak bisa melihat wajah Melinda, tapi aku masih bisa memeluknya erat. Langkah kaki itu semakin dekat dan semakin dekat lagi.

Kreeekk...

Suara pintu lemari tempat kami bersembunyi terbuka. Aku tak ingin melihat mereka. Aku tutup mataku sambil mendekap boneka kesayangan ku Melinda dengan erat.
"Bunuh saja anak perempuan ini." salah seorang mengatakan itu. Aku tetap saja memejamkan mata. Aku tak ingin melihat mereka. Aku benar-benar takut. Apa aku akan mati di sini?
"Baik tuan." salah seorang menjawab, sepertinya dia yang akan mengeksekusi ku. Akh, aku hanya berharap semua ini hanya mimpi. Dan besok pagi ibu ku membangunkan aku seperti biasanya, dengan gayanya yang manja, lalu aku sarapan pagi bersama ayah dan ibu, juga di temani melinda.

"Arrrggghhh..!!"

leher ku!! Mengapa rasanya begitu menyakitkan??!!
Sesaat aku bisa melihat tubuh ku yang masih memeluk melinda di sudut lemari.

Hanya tubuh ku, tanpa kepala.

Jakarta, 12 Februari 2015
Penulis: Andria Tama (crb komandan kodok)

Note:
Khusus untuk Karakter dan gambar Angela dalam cerita ini adalah hasil re-make dari tokoh Angela dalam cerbung "Supernatural Girl" karya Rizky Utami Hidayati.

Monday, October 26, 2015

Puisi Cinta



Puisi cinta…
Alunan melodi indah dalam goresan hitam

Mengungkap segala tentangnya.
Rindu ku,
Sayang ku,
Untuknya…

Kan ku jaga,
Ku pelihara,
Ku rasa,
Ku abadikan,
Selamanya.

Jakarta, Agustus 2007
Penulis: Andria Tama (crb komandan kodok)

Friday, October 23, 2015

Cinta itu milik-MU

Bagiku cinta itu tak bermakna.

Tak berarti,
Dan tak pantas untuk aku miliki.

Pada awalnya memang indah.
Tapi seiring bergulirnya waktu,
Semakin lama cinta itu akan pudar,
Dan pada akhirnya akan menghilang.

Keindahan yang terjanji abadi semua lenyap.
Dan hanya menyisakan goresan luka yang dalam.

Dan kini aku pun mengerti.

Cinta yang abadi,
Cinta yang berarti,
Hanya milik-MU Ya Allah.

Bukan milik siapapun.


Jakarta, 2009
Penulis: Andria Tama (crb komandan kodok)

Thursday, October 22, 2015

Rasa sakit ... Hadiah dari Tuhan.


Rasa sakit adalah kebahagiaan yang bersifat pribadi...

Itu adalah Hadiah kasih sayang Tuhan yang DIA berikan ksusus untuk ku...

Aku tak ingin memperlihatkannya kepada orang lain...

INI HADIAH KU...!!!
Aku ingin menikmatinya seorang diri...

Yang namanya Hadiah adalah untuk di Nikmati dan di Syukuri...
Bukan dijadikan Dewa...

Aku akan tetap terjaga...
Tak kan kubiarkan Hadiah ini menguasaiku...

Selama masih bisa tersenyum,,
aku akan tersenyum...
Selama masih bisa berjalan,,
aku akan berjalan...
Selama masih bisa menangis,,
aku akan menangis...

Akan ku bagi warna yang tersisa...
Kepada dunia,, juga orang-orang yang ku cinta...

Sampai hari itu benar-benar tiba...
Hari di mana Tuhan memanggil ku,,
dan menyuruh ku untuk pulang...

Terimakasih Tuhan,,
untuk hidup,, juga semua Hadiah terindah yang telah ENGKAU berikan...


Note: terinspirasi dari Orang2 pengidap penyakit stadium akhir,, yg tetap tersenyum dan bersemangat untuk menjalani kehidupan.

Jakarta, 18 November 2014
Penulis: Andria Tama ( crb komandan kodok)

Tuesday, September 29, 2015

Catatan suram 26-9-15

Berita dari pantai selatan.
Tambang lebih mahal dari nyawa.

Satu lagi aktivis tumbang!
Dibantai setan berwujud manusia.
Di balai desa.

Gerombolan buaya murka.
Ganas mencabik Kancil tak berdaya.

Kancil tewas!
Darahnya beku.
Bersama KEBENARAN yang telah lama bisu.

Selamat datang!
Di dunia yang menuhankan Uang!

Jakarta, 30 September 2015
Penulis: Andria tama (crb komandan kodok)

Monday, September 21, 2015

+ 04.30

Kumandang adzan Shubuh selalu terdengar indah.
Melantun, menggema.
Di antara sunyi dan sepinya langit angkasa.

Bangunlah!
Ada surau yang merindukan hadir mu.
Bangunlah!
Masjid-masjid itu bukan monumen peringatan.

Kita sholat bersama.
Berjama'ah.
Di tempat yang lebik baik untuk beribadah.


Jakarta, 22 September 2015
Penulis: Andria tama (crb komandan kodok)

Sunday, September 20, 2015

A-K-U

Aku punya segala.
Semua.
Yang aku butuhkan.
Lebih dari teman-temanku.

Tapi apa guna?
Jika aku...,
Tetap menjadi aku.

Si mulut besar.
Pembunuh waktu.


Jakarta, 21 September 2015
Penulis: Andria tama (crb komandan kodok)

Wednesday, September 16, 2015

Di Pangkuan Tanah Gersang

Siang di padang gurun.
Gersang.

Berjalan, berlari, terjatuh.
Bangkit.

Berjalan, berlari, terjatuh.
Bangkit.

Berjalan, berlari, terjatuh.
Bangkit.

Terulang.
Terus.
Lagi.

Tak juga sampai...
Tak juga usai...

Aku berhenti.
Kakiku keram.
Namun masa depan tak juga terlihat pandangan.

Aku semakin jauh.
Tertinggal rombongan.

Sendiri.
Di pangkuan tanah yang semakin gersang.

Mendongak atas awan.
Berkumur pasir panas.

Aku bertanya.
Mereka begitu mudah.
Kenapa aku susah?!

Tuhan...,
Beri aku kekuatan.
Sedikit keajaiban.
Agar semua angan.
Tak menumpuk jadi kuburan.

Penulis: Andria tama (crb komandan kodok)
Jakarta, 15 September 2015

Tuesday, June 16, 2015

Kostum Badut

Hal menyebalkan adalah,

Ketika kau marah, tapi kau tak tau bagaimana caranya untuk marah.
Karna bukan hal yang menyenangkan jika orang lain melihat mu menjadi jiwa yang berbeda.

Jiwa yang dihinggapi rasa Amarah yang teramat ...,
apakah ada jiwa yang lebih menyeramkan dari itu?

Kau hanya ingin membuat orang-orang yang ada di sekeliling mu tetap melihat mu seperti halnya kamu yang mereka kenal.

Karna itulah,
untuk waktu yang lama ... kau harus tetap berada di dalamnya.

Ya,
Di dalam kostum BADUTmu yang tebal dan pengap itu.

Jakarta, 15 juni 2015
Penulis: Andria tama (crb komandan kodok)

Wednesday, April 29, 2015

Cerita dibalik sebuah lukisan

Dua minggu yang lalu gue gambar potret cewek di kertas HVS milik gue. Dan tiba-tiba nyokap nongol dan nanya,

"lagi Gambar pacar ya?" sambil senyum ngeledek dan melihat ke foto si cewek di Ponsel gue. "cantik juga orangnya."

Mendengar itu gue cuma cengar-cengir nggak jelas sambil bilang, "Bukan ...!"

Biarpun yang gue gambar bukan cewek gue. Melaikan cewek yang demen sama temen gue. Tapi mendengar nyokap ngejudge begitu ... Meski di mulut gue bilang bukan, tapi di dalam hati gue yang paling dalam, gue semangat untuk mengAMINkan! *tsah

"Amin Ya Allah! Amin."

Sekali lagi akh ... Biar afdol. Insyaallah qobul.

"Amin Ya Allah! Amin."

Jangan heran ya, jomblo ya emang begini kelakuannya.

******

Tadi sore gue mau ngegambar cewek. Tapi gue urungkan niat gue. Gue nggak mau di kepoin nyokap lagi. Akhirnya gue mutusin buat ngegambar potret kepala sekolah gue.

Tiba-tiba nyokap gue nongol lagi. Gue liat sekililing. Perasaan, gue nggak bakar kemenyan deh? Hehehe. Maap deng buat nyokap gue. Anak mu yang ganteng ini hanya becanda, bunda. ^^"

Gue kan lagi nggambar kepala sekolah. Jadi nyokap nggak mungkin ngeledek gue.
Tapi nyokap tetep ngedeketin gue sambil senyum dan bilang,

"Sejak kapan kamu suka sama Om Om?"

Nyokap pun berlalu dengan WATADO (WAjah TAnpa DOsa). Dan suasana hening sementara.

WUANJIRR...!!
"Anak mu ini memang Jomblo Kronis, bunda ... Tapi bukan berarti anak mu ini adalah seorang CABE-CABEAN!" ucap gue di dalam hati.

Gue pun langsung ngecek lemari baju gue. Dan gue bersyukur, gue nggak nemuin Hot pants, Tantop ataupun lipstik dan makeup lainnya bersarang di lemari baju gue. Itu membuat gue senang. Ternya gue bukan Cabe-cabean. Alhamdulillah. ‪#‎LEGA_HATIiniBroh‬

Dan gue siap menutup lemari baju gue. Tapi nggak sengaja gue ngeliat sesuatu terselip di tumpukan baju paling bawah. Gue penasaran. Please Tuhan ... Semoga itu bukan hot pants, atau tantop. Gue bener-bener nggak mau di juluki Cabe-cabean. Gue ini LELAKI tulen!

Dengan hati yang degdegan, gue tarik benda itu. Dan ...,
"Ooouuu" hati gue pun lega.

Ternyata hanya beberapa G-String dan rok mini koleksi gue.

******

Terimakasih telah membaca cerita ‪#‎FIKSI‬ gue. Maaf jika ada tulisan yang kurang berkenan.
Sekian dari gue.
Bila si tofik mendapat hidayah. Wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.
‪#‎Jomblo_story‬

Note: Cewek yang gue gambar itu bukan Cewek gue.
Dan gambar yang cowok adalah Gambar kepala sekolah gue. Lebih tepatnya Beliau adalah Pendiri sekolah gue. Sekolah SMK IPTEK Jakarta. ^^-

‪#‎nostalgia‬



Jakarta, 20 april 2015
Penulis: Andria tama (crb komandan kodok)

Seperti inilah Caraku Mencintai mu.

Aku ... Ya ... Aku ....
Aku begitu mengagumi mu.
Tak mengapa meski pada akhirnya kamu tidak bersama ku.
Aku hanya ingin melihat mu tersenyum ... Sungguh.

Dan membiarkan mu Bahagia bersama seseorang yang sangat kamu Cintai ...,

.^^-

Itu adalah Caraku Mencintai mu....

Jakarta, 28 Maret 2015
Penulis: Andria tama (crb komandan kodok)

Wednesday, April 15, 2015

Hingga Akhir Waktu.

Aku melihat mu menangis malam ini. Di bawah hamparan bintang dan senyuman sang bulan. Aku mengerti perasaan mu. Hal menyakitkan memang. Ya ... apa yang kamu hadapi saat ini.

Akh! Seandainya dari awal kamu memilih aku. Aku tak kan menodai dan mencampakkan mu seperti apa yang ia lakukan terhadap mu.

Tapi aku tak menyalahkan mu. Ini salah ku yang tak bisa menjadi apa yang kamu mau. Ini salah ku yang tak bisa menjanjikan bahagia kepada mu.
Sehingga pada akhirnya kamu memilih menolak ku dan pergi bersamanya.

Jujur, Aku kecewa!

Sejak itu aku mencoba melupakan mu. Berusaha mengusir mu dari hati juga ingatan ku.
Tapi ketika semua ku rasa percuma ... Aku pun tersadar ... BAHWA RASA CINTAKU LEBIH BESAR DARI RASA BENCIKU TERHADAP MU!

Aku ... Ya ... Aku.
Biarkan aku saja yang bertanggung jawab atas apa yang menimpa mu. Calon bayimu itu ... Ia berhak memiliki ayah.

"Bu ... Semua teman-temanku mempunyai ayah ... Apa aku juga punya ayah? Jika punya ... Lalu dimana ayah berada, bu?"

Kelak kamu tak harus mendengar pertanyaan seperti itu dari buah hati mu tercinta.
Jadi, biarkan aku menjadi ayah bagi anakmu.

Ku mohon tersenyumlah.
Hapus air matamu. Genggam janjiku. Dan biarkan aku membuka lembaran baru dalam hidup mu.
Meski sederhana ... Tapi aku akan selalu berusaha semampu yang aku bisa. Untuk menulis cerita kita, menjadi kisah yang lebih berharga.

Tak perlu sungkan terhadap ku. Buang rasa bersalahmu jauh-jauh.
Karna aku mencintaimu dari semua yang ada padamu. Dari lebihmu ... juga dari kurangmu. ^^-

*****

Tak ada kata sesal terucap.
Cinta ini meyakinkan ku untuk selamanya mencintai mu.

Walau kau tak seputih mawarku yang dulu.

Sesungguhnya cinta ini masih menunggu mu.
Untuk berada di samping ku ...
Hingga Akhir Waktu.


Jakarta, 15 april 2015
Penulis: Andria tama (crb komandan kodok)

Wednesday, April 8, 2015

Dalam Diam.

Sayat mata bertepi renung,
Menatap kosong pendamai hati.
Mengharap memiliki di suatu nanti,
Berambang sunyi di tepian sepi.

Denyut waktu tak berdetak,
Terdiam kelam dalam buaian mimpi.
Mimpi yang kosong tak bertepi,
Walau begitu akan tetap ku arungi.

Tatap mata menulis rasa,
Berharap mengerti dia di sana.
Meski tak mungkin terjadi,
Bersama sejuta impian ... ku akan terus bermimpi.

Just for you.
(.....................) .^^-

Jakarta, 22 Desember 2009
Penulis: Andria tama (crb komandan kodok)

Tuesday, April 7, 2015

Jomblo Story. Jujur terkadang menyakitkan.

Kejadian ini terjadi ketika gue masih duduk di bangku SMP.
Menurut gue, jaman SMP itu adalah jamannya untuk bersenang-senang dalam bermain. Karna hal itulah gue nggak pernah merhatiin penampilan gue. Gue selalu maen sepak bola selepas pulang sekolah. Itu sekitar jam satu sampai jam dua siang, dimana matahari lagi panas-panasnya berkobar di langit jakarta.
Alhasil, nggak heran kalo saat itu badan gue item keling. Mirip areng abis di angetin.

Suatu ketika pas gue pulang dari maen bola. Kira-kira jam setengah tiga sore.
Gue lewat di gang kampung yang biasa gue lewatin kalo mau pulang ke rumah. Dan saat itu gue lagi sendirian.

Gue mulai memasuki gang itu. Dari jauh gue lihat ada sekumpulan anak-anak cewe yang pake seragam SMP lagi pada nongkrong sambil jajan di warung yang berada di tengah gang.
Maklumlah, namanya juga anak sekolah, dimana warung pinggir jalan sampai dalam gang perkampungan adalah tempat tervaforit untuk di jadiin lapak tongkrongan.

Jaman SMP, gue sudah kenal sama yang namanya cewe kece. Dan pas gue liat dari jauh, beuh! Kira-kira ada satu dua tiga empat lima enam tujuh, ya pokoknya semuanya kece deh.

Gue nggak mau buang kesempatan dong?
Akhirnya gue pura-pura pasang tampang cool aja pas lewat di depan barisan cewe-cewe kece itu. Dasi gue jadiin sarung tinju (biar di kira jagoan). Dua kancing baju paling atas gue lepas. Baju seragam gue keluarin. Rambut gue acak-acakin. Badan gue tegapin. Dada gue busungin. Pokoknya biar keliatan Cool deh di depan cewe-cewe itu.
Dan nggak itu aja ... Jalan pun sengaja gue pelanin.
Gue pengen tau aja gimana reaksi mereka ketika ngeliat cowok sekeren gue. Alhasil mereka pun mulai berkicau. Dan gue pun mulai mendengarkan dengan seksama dan dengan sebangga-bangganya.
Hahaha.

"Eh, lo liat deh cowok itu. Gimana? Menurut lo keren nggak?"

Jiah! Mangsa sudah terperangkap Kapten! Hahaha.
Biarpun tuh cewe bilangnya sambil bisik-bisik, tapi ... Gue bisa denger kali. Weleh weleh. Andria gituloh. Hahaha.

Seketika percaya diri gue naik 50 persen.

"iya sih, lumayan juga. Kita godain aja, gimana?"

hey ladys, I can hear you. Hahaha. Kepercayaan diri gue naik lagi jadi 70 persen.

Lanjut ke cewe selanjutnya. Hayolah, mana pujian yang lain?
Akhirnya salah satu cewe ikut berkicau.

"Apanya yang lumayan? ... Mata lo pada picek apa? ... Lo liat dong! Cowok item begitu, mana dekil lagi. Gaya sok berandalan. Dih Najis dah gue godain cowok model begitu. Kayak kagak ada cowo laen aja!"

BEDEBAH..!!
Nih cewe bener-bener ye, udah ngomong paling kenceng, paling nyelekit lagi. Bibirnya belom pernah gue cium kali ye, ngomong kayak ayam boker. Sembarangan aja!
Akh elah, untung kece lo. Kalo kagak, beuh!

"ikh, iya juga sih. Kalo di perhatiin emang jelek ... Item ... Dekil. Pokoknya nggak banget deh!"

"iya"

"eh ... Iya"

"iya ya"

Dih! Kenapa jadi pada jelek-jelekin gue gini?
Gue lewat sini kan bukan buat di jelek-jelekin. Wah PARAH...!!
Ini semua gara-gara cewe bermulut kaleng itu!

Awas aja, lewat daerah gue. Gue katain Jablay lo. Maap, gue emosi. Dendam gue.

Dan akhirnya percaya diri gue terjun bebas ke level minus 70 persen. Membuat gue berlalu dengan kepala tertunduk.
Hiks.. T.T

Sesampainya di rumah gue buru-buru ngaca. Dan gue baru sadar, kalo gue bener-bener item, dekil dan jelek banget waktu itu.

Ternyata mereka jujur, dan gue cuma bisa galau meratapi nasip.

Kenyataan telah ngajarin gue betapa pentingnya merawat penampilan. Dan gue pun mulai mengurangi maen panas-panasan di tengah hari bolong.

Sekian cerita pengalaman masa kecil gue yang kurang mengasikkan ini.

Terimakasih sudah membaca.
#Salam_SemurTAHU


Jakarta, 8 april 2015
Penulis: Andria tama (crb komandan kodok)

Friday, March 27, 2015

Namanya juga Jomblo.

Di sana gunung di sini gunung ... Ditengah-tengahnya pulau jawa.
Si eneng cantik yang pake kerudung ... Mengapa dirimu sungguh Mempesona?
Hahahahay...
*sambil ngedipin mata kanan 3x, mata kiri 2x

Satu tambah satu sama dengan dua ... Aku di tambah kamu sama dengan cinta.

Dua tambah dua sama dengan empat ... Hati ku bahagia saat cintamu aku dapat.

Empat tambah empat sama dengan delapan ... Cintamu ku dapat mungkin karna aku Tampan.

Delapan tambah delapan sama dengan enam belas ... Nasib jadi orang Tampan cintanya selalu terbalas.

Cia Ahhay..!!
Menang banyak
hahahaha... ^@^

Kalau ada sumur di ladang ... Bolehlah kita menumpang mandi.
Maukah eneng jadi istri abang.
Merangkai cinta kita sampai akhir nanti.

Hahahaha...
Boleh boleh boleh boleh... #mulai_mupeng

"Udiiiinnn! Cepetan mandinya. Nanti kamu terlambat sampai ke sekolah."

Sfx: Glek..!!! JELEDUWEERR..!!! BHUOOMMM..!!! GEDUBRAK...!!! MEAUUNGGG...!!! CRAASH..!!! GHOOARRH...!!! GUK GUK GUK...!!! HAEIGGHKHH...!!! HIYAAAWWW...!!! WHUUZZHH...!!! PRAK...!!! GLEK..!!! Zzzzzz....

Sound efek dari: Kaget. Kesamber petir. Meledak. Jatoh dari tangga. Niban kucing. Di cakar kucing. Pas lari nginjek kepala anjing. Anjingnya marah terus ngejar-ngejar gw. Abis itu gigit pantat gw. Dan gw pun teriak. Sampe lompat ke bulan. Kembali ke bumi nabrak pohon toge. Rambut gw patah. Dan gw pun pingsan.
*saking shocknya

(Pada akhirnya suara Enyak gw telah nyadarin gw dari lamunan panjang di pagi hari)

Sebagai penutup:

Dari mana datangnya lintah ... Dari sawah turun ke kali.
Hati bahagia jadi menderita ... Saat tersadar bahwa semua itu hanyalah mimpi.

Hiks...T,T
DAN JOMBLO PUN GALAU LAGI.
*duduk di pojokan kamar mandi sambil memandangi foto Pujaan hati yang kini sudah ada yang memiliki.

Jakarta, 27 maret 2015
penulis: Andria tama (crb komandan kodok)

Tuesday, March 10, 2015

Cerpen_ I'll always Love You.

Malam ini entah kenapa aku sangat merindukan seseorang. Seorang wanita yg pernah aku sia-siakan keberadaannya. Seorang wanita yg pernah mencintaiku apa adanya dan selalu menghiasi hari ku dengan sikapnya yang ceria juga sifatnya yang manja.
Aku sangat menyesal karna telah mengecewakan hati juga kepercayaan yang pernah ia titipkan pada ku. Menduakannya dengan wanita lain memang hal terbodoh yang pernah aku lakukan.

Di luar hujan mulai datang, menjemput kerinduan yg kini semakin meradang.
Aku masih terjaga di atas tempat tidur ku. Ku ambil ponsel lalu ku buka salah satu folder bertuliskan "Si Pesek".
Dari layar ponsel ku, aku melihat masa lalu. Masa indah yg telah aku hancurkan dulu. Akh, ini benar-benar menyebalkan. Melihat raut wajah itu, melihat senyuman itu, keceriaan yg pernah menghidupkan hari-hari ku, membuat perasaan sedih dan penyesalan bersatu. Mengoyak batin juga memaki kesalahan ku di masa lalu.

Ku dengar genderang perang bergaduh di persinggahan langit malam. Dari gordeng jendela kamar, ku lihat cahaya berkedip menyilaukan. Mungkin langit sedang menyindir ku.
Akh sudahlah.

Aku masih sibuk melihat semua isi folder bertuliskan "Si Pesek". Foto-foto dia yang berada di dalamnya seperti menghipnotis ku. Membuat ku sedih dan tersenyum di saat bersamaan.

Aku dan dia. Ya, sudah lama kami tidak bertemu. Terakhir aku menemuinya ketika aku berkunjung ke Taman mini. Oh tidak, sepertinya ketika aku sedang naik angkutan metromini. Bukan bukan, tapi ketika aku membelikan selingkuhan ku rok mini. Atau mungkin ketika aku berkunjung ke Taman mini dengan menaiki angkutan Metromini bersama selingkuhan ku yang sedang menggunakan rok mini.
Akh, entahlah. Sepertinya penyakit ambeien yg pernah ku derita telah mempengaruhi sistem kerja otak ku dalam mereview ingatan yg telah aku simpan.

Jarak kami juga begitu jauh saat ini. Terakhir ku dengar ia di deportasi ke pelanet Pluto karna ketauan memasukkan upilnya ke minuman presiden. Sebelum pada akhirnya ia di kembalikan lagi ke bumi karna sering membuat resah para masyarakat pluto. Dia memang wanita yg aneh, tapi aku menyukainya. Hahaha...
Dan sekarang ia tinggal di rumah orang tuanya yg letaknya berhadapan dengan rumah ku.

Pada Kenyataannya jarak kami memang dekat. Tapi hati kami yg tidak lagi Satu, telah membuat jarak yg begitu dekat ini terasa begitu jauh.

Rasa rindu ini sudah tak tertahan lagi. Aku akan menelponnya. Ya, aku akan menelponnya. Aku akan memberitahu yg sebenarnya. Tentang perasaan ku dan penyesalan ku karna telah mengecewakannya, juga tentang aku yg telah memutuskan semua pacar ku dan melelang semua selingkuhan ku di Olx dot kom (dulunya Toko bagus dot kom). Hanya agar aku bisa kembali padanya. Mengisi hatinya dan membayar semua kesalahan yg pernah aku lakukan.

Aku cari nomor teleponnya yg ada dalam buku kontak ponsel ku. "Joko Susilo", ya aku telah menemukan nomor telepon miliknya. Aku sengaja menamai semua nomor telepon wanita di buku kontak ku dengan nama pria, agar tidak ketauan pacar juga selingkuhan ku saat itu.

My sweety honey, I am comming..!!
Segera ku colek tanda panggil untuk menghubunginya. maklum, aku menggunakan ponsel merek android layar colek (touchscreen).

"tuutt... tuutt... tuutt..." aku masih menunggu telpon ku tersambung. Sampai tiba-tiba terdengar suara wanita yang membuat ku terkejut.

"maaf, pulsa anda tidak mencukupi untuk melakukan panggilan. Mohon isi ulang pulsa anda terlebih dahulu."

BEDEBAH..!!
Mengapa di saat seperti ini pulsa ku habis..??

Segera ku cek info pulsa. Syukurlah masih ada 500 perak.
Pada akhirnya aku hanya mengirimkannya SMS.

"Dek. Sumbang pulsa 5rb aja."

Aku harap ia mau menyumbangkan pulsa. Agar aku bisa menelponnya. Hujan membuat ku malas pergi ke outlet penjual pulsa. Dan besok aku akan mengganti pulsanya.

*******
50 tahun berlalu setelah malam itu. Aku masih menunggu pulsa 5ribu yg ku pinta dulu. Yg sampai saat ini tak pernah ia kirimkan kepada ku. Jangankan pulsa, membalas SMS ku saja tidak pernah. Mungkin dia memang benar-benar sudah melupakan ku.

"Abang Wendy... Ayo cepat keluar, cucu-cucu abang udah gak sabar pengen jalan-jalan ke Dufan nih."

itu suara istri ke-5 ku yang baru ku nikahi 7 bulan yang lalu. Umurnya baru 25 tahun. Dia perempuan yang cerewet.

Dari masa lalu aku belajar.
Terkadang Cinta mempunyai jalannya sendiri yg tak terikat pada keinginan kita pribadi. Jalan mana yg Cinta berikan..?? ikuti saja dan yakinlah itu yg terbaik. Memaksakannya hanya akan membuat kita tersesat. Cukup Percaya bahwa akhir BAHAGIA pada sebuah perjalanan cinta itu, memang benar-benar ada.

"Bang Wendy...!!"

"iya iya..!! Gx sabaran bgt sih"
oke deh, ogut mau jalan-jalan dulu. Bye bye semua. Thanks udah mau baca.

******
Hujan mungkin telah membawa mu pergi terlalu jauh. Tapi semua kenangan tentang mu akan tetap ada dalam hati ku. Aku tak akan mengusirnya. Karna tempat mu memang di sana. Ya, Di dalam hati juga ingatan ku yg terindah.

Penulis: Andria tama(crb komandan kodok)
Jakarta, 9 maret 2015

Tuesday, February 24, 2015

Bukan Tong Kosong.

Akulah si mulut besar.
Tapi bukan Tong kosong yang nyaring bunyinya.
Karna Tong tak lagi kosong.
Ada banyak Sampah dan ludah yang mendarat di dalamnya.

Tong kosong tak lagi kosong.
Bunyi nyaring menghilang,
berganti bau busuk meradang...

Jakarta, 25 februari 2015
Penulis: Andria tama (crb komandan kodok)

Monday, February 23, 2015

Kelebihan Jomblo.

Tentang Jomblo.

Biasanya Jomblo punya daya imajinasi yang kuat. Itu cara Jomblo beradaptasi dengan kenyataan. Di saat yang lain asik sms, bbm, telponan bahkan ketemuan sama pacar. Si Jomblo lebih menikmati ritual berDelusinasi tentang orang tersayang atau tentang dirinya yang jadi Pemenang.

Imajinasi membantu si Jomblo membuat dunia baru yang dia inginkan. Dunia yang terkadang ia tuangkan dalam sebuah karya untuk menemaninya menghadapi kenyataan. Karya yang kadang ia pamerkan dengan bangga pada semesta. Gx peduli di Caci atau di Maki. Karna Jomblo selalu punya cara untuk menyenangkan hati.

Namanya juga Jomblo, otaknya selalu bekerja lebih. Jadi gx heran kalo banyak Jomblo Kreatif bertebaran di muka bumi ini...
Hahahahaha... ^@^

I'm Jomblo and I'm happy...
Andria tama (crb komandan kodok).
23 februari 2015

Thursday, February 19, 2015

Masih banyak Bintang di langit.

Mengapa kau tangisi Bintang mu yang telah pergi?
Setelah itu kau benci langit malam yang cerah ini.

Apa begitu berhargakah bintang yang kau kagumi?


Ya, aku mengerti.
Aku juga pernah merasakan hal yang sama.

Aku benci ketika malam mengusir matahari dengan angkuhnya.
Aku benci ketika tirai langit berubah pekat.
Membuat ku harus bergelut dengan gelap.

Sampai pada akhirnya aku menemukan cahaya kecil yang indah.
Sama seperti mu,
aku memanggilnya Bintang.

Ia menyapa ku dalam gelap,
dengan senyumnya yang merona.
Sejak itu aku mulai menyukai malam,
sekedar untuk melihat cahayanya yang indah.
Hahahahaha...

Tapi pada suatu malam aku tak melihatnya tersenyum lagi,
dia menghilang.
Bintang yang aku sukai telah pergi.
Membuat ku kembali membenci malam.

Tapi itu tak berlangsung lama.
Ketika aku palingkan penglihatan ku pada sudut berbeda di langit malam yang pekat.

Aku melihat hamparan bintang lainnya dengan cahaya merona.
Aku lihat mereka tersenyum padaku.
Meski tak seindah bintang ku yang pertama,
Tapi begitu ramah.

Dan aku pun tersadar.
Selama ini aku hanya terlalu tertuju pada apa yang aku suka,
hingga melewatkan apa yang seharusnya aku sapa.
Bintang-bintang yang ku lihat saat ini,
itu cukup menjadi alasan bagiku untuk tidak lagi membenci malam.

Tuhan menciptakan begitu banyak bintang di langit.
Pilih satu yang menurut mu indah,
Lalu kagumilah sesuka mu.
Tapi ketika bintang itu pergi,
jangan terlalu larut dalam sedih.

Kau hanya perlu memalingkan penglihatan mu pada bintang lain yang menunggu mu untuk memilihnya.

Pada akhirnya kamu akan mengerti,
mengapa Tuhan menciptakan begitu banyak bintang di alam semesta ini.
^p^

Jakarta, 19 februari 2015
Penulis: Andria tama (crb komandan kodok)

Friday, February 6, 2015

Karena kau sahabat ku.

Saat seorang sahabat tak lagi dapat di fahami...
Terbesit dalam hati,
terucap tanya dalam fikir ini...

"Apa ini suatu tanda runtuhnya tiang persahabatan..??"
Dalam hati ini ku harap tidak...

Tapi tak ada daya bagiku...

Hanya sebuah kejujuran,
saling pahami,
dan saling percaya...
Mungkin hanya itu yang mampu menutup lubang rapuh pada tiang persahabatan...

Dan jika itupun tak mampu...
Hanya satu hal yang ku tahu...

Saat kau mencoba tuk jauh dariku...
Ku kan menahan mu di sini,
dan takkan ku lepaskan selamanya dirimu,
Sahabat ku...

Jakarta, 24 maret 2009
Penulis: Andria tama (crb komandan kodok)

Sunday, January 11, 2015

Langit Cerah.

Di pandangi beberapa kali pun,
awan putih yang menggantung di langit cerah tetaplah indah...
Anak angin terus saja mengusik sang awan,
mengubahnya ke bentuk-bentuk berbeda...

Hahahahaha...
Mereka terlihat riang bermain di atas sana...

Hangatnya sebuah keakraban,
membuat ku enggan untuk beranjak...

Awan putih yang lembut dan anak angin yang nakal...
Aku suka langit yang cerah...
Aku suka cara mereka memandang bumi dan seisinya...


Jakarta, 9 Januari 2015
Penulis: Andria tama (crb komandan kodok)

Saturday, January 10, 2015

Rantai Lapuk.

Ini menyebalkan,
tapi kata belum habis termakan...
Jika kau terus berpaling tanpa menghiraukan,
aku masih bisa menahan...
Aku pun terbiasa tanpa keberadaan...

Teriak saja jika ada kesalahan...
Dengan tenang akan aku dengarkan...
Jika mau mu tetap diam,
Ya sudahlah,
itu hak mu melakukan...

Tetapi...,
Jika lain hari kau ingin berubah haluan..., silahkan...
Tak perlu sungkan...

Karna di dalam kamus hidupku,
Tak ada yang namanya mantan teman...


Jakarta, 8 januari 2015
Penulis: Andria tama (crb komandan kodok)