Saturday, December 30, 2017

Pada Tahun Yang Berganti

Malam nanti Tahun berganti lagi.
Tak banyak yang ku ubah.
Dan segala mimpiku masih tetap sama.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Malam nanti Tahun berganti lagi.
Ada banyak kehilangan tahun ini.
Memaksa merelakan semua yang telah pergi.
Dan menikmati indah percikan kembang api dalam lamunanku,
Seorang diri.

Merasa sepi diantara gegap gempitanya ramai.
Bersenandung tangis hati dalam dawai.

Bakar saja semua mimpiku bersama jutaan kembang api itu.
Biar ber-terbangan!
Biar terbakar di atas awan!
Biar berdentum kencang!
Lalu menghilang sekalian!
Lenyaplah sampai menjadi debu-debu kecil ringan!
Untuk apa punya mimpi kalau semua tak juga jadi?!

Aku bosan…
Aku lelah…
Aku benci…
Benci pada diriku yang tak juga memiliki sepasang sayap utuh.

Aku ingin terbang menemui MU Tuhan.
Menanyakan perihal semua kehilangan.
Mengapa tidak aku saja yang KAU hilangkan?!

Dan malam nanti Tahun berganti lagi.
Tak banyak harapanku.
Jika tahun nanti belum takdir ku untuk kembali pulang,
Maka bentuklah aku menjadi sesuatu yang baru.

Aku ingin terlahir lagi.
Bermimpi lagi.
Belajar berjalan lagi.
Lalu berlari lagi.
Dan merasakan serunya kehidupan,
Sekali lagi.

Terimakasih aku ucapkan
Untuk semua yang telah KAMU tulis pada buku kehidupan ku tahun ini.

Dan bantulah aku menulis lagi.
Saat esok aku membuka halaman selanjutnya,
Dari lembaran buku kehidupan ku yang masih tersisa.



Jakarta, 31 Desember 2017
Penulis : Andria Tama (crb komandan kodok)

Cukup Bagiku Mencintaimu

Tak perlu kamu paksa diri untuk mencintai ku.
Tak perlu kamu merasa iba atas semua pengharapan dan perjuangan ku.
Karna bila Tuhan tak berkehendak kita bersatu…
Tak apa…

Biarkan aku begini…
Mencerna rindu pada rongga dadaku seorang diri.
Biarkan aku begini…
Mencicipi pahitnya luka dan berusaha untuk menikmati.

Dan biarkan aku seperti ini…
Melihat dari kejauhan senyummu,
Saat kamu bermain dengan seseorang yang sangat kamu cintai itu.

Cinta itu bukan siapa yang paling…
Melainkan siapa yang saling.
Padamu aku lah yang paling…
Tapi kita tidaklah saling.

Jika dengannya kamu bahagia.
Maka pergilah.

Di sini aku tak apa.
Dan cukuplah aku mencintai mu saja.


Hey Dear Love.
Maaf..
Untuk segala rasa...
Yang seharusnya memang tak pernah ada.


Jakarta, 30 Desember 2017
Salam Cinta dan Rindu dari ku...
Andria Tama.

Tuesday, November 21, 2017

Tentang Menunggu

Hanya sedikit waktu yang bisa ku lalui hari ini bersama mu.
Hanya sedikit kata yang bisa kamu ucapkan hari ini di telingaku.
Membuat ku kembali merindu.
Sungguh, aku sangat merindu.

Andai semua bisa berubah.
Andai aku bisa lebih tegas pada ingin ku sedikit saja.
Mungkin akan ada banyak waktu untuk kita.
Karna pasti tak akan aku serahkan raga mu padanya.

Sejak pagi hingga malam tiba.
Lebih banyak waktu yang kamu lalui bersamanya.
Berangkat bersamanya.
Pulang bersamanya.
Dan saat kamu ingin tidur pun, kadang dia masih ada di samping mu.
Menemani malam-malam mu,
Hingga kamu terlelap dalam dunia mimpi yang semu.

Aku tau ini menyiksa.
Tapi aku suka dengan Cara Tuhan yang Menguji Rasa Sayang ku terhadap mu.

Mungkin ini cara terbaik-NYA.
Agar aku bisa mencintai mu lebih lama.
Agar aku bisa menyayangi mu sampai tua.
Agar aku bisa menjadi seseorang yang selalu kamu ucapkan di dalam setiap Do'a - Do'a,
Yang selalu kamu ucapkan di setiap harinya.

Aku ingin Aku ... menjadi seseorang yang selama ini kamu mau.

Cara Tuhan Menguji Rasa Sayang ku membuat ku mengerti.
Bahwa cinta bukan lah tentang berapa banyak waktu yang bisa ku lalui bersama mu.
Melainkan tentang berapa besar cinta yang tetap bisa aku jaga,
saat kamu tak ada bersama ku.

Terimakasih karna kamu tetap mencintaiku.
Terimakasih karna kamu telah menempatkan ku pada tujuan terakhir mu.
Aku akan terus menunggu mu semampu yang aku bisa.
Sampai Tuhan yang menyuruhku berhenti dengan segala kehendak-NYA.

Aku tak peduli seberapa banyak waktu yang ku buang untuk menunggu.
Karna saat aku bisa bersama mu,
Saat itu aku kembali menemukan seluruh waktu ku.


Hey, Dear Love...
I Will Always Miss you...



Penulis : Andria Tama (crb komandan kodok)
Jakarta, 22 November 2017

Wednesday, September 27, 2017

Antara Hujan, Rindu, dan Kamu.

Aku selalu merindu.
Saat hujan jatuh membumi.
Aku selalu merindu.
Saat tetesan airnya membasahi dedaunan, tanah, dan juga atap rumah ku.

Saat hujan turun.
Aku selalu merindu.
Tapi aku tak pernah tahu kepada siapa aku merindu.
Mengapa aku merindu.
Dan untuk apa aku merindu.

Hingga hujan reda di penghujung senja.
Dan aku masih berkutat pada pertanyaan ku yang sama.
”Aku merindu untuk siapa?”

Detik berubah menit.
Menit berubah jam.
Jam berubah hari.
Dan begitu seterusnya.
Dan begitu semestinya.

Hingga Tuhan mempertemukan aku dengan mu.
Di suatu hari yang tak pernah aku duga sebelumnya.
Menyisipkan namamu pada bait-bait puisi kehidupan ku.
Lalu membekukannya di sana.
Aku suka pada cara Tuhan mempertemukan kita.

Dan senja ini hujan turun lagi.
Membuat segala yang di sentuhnya basah.
Begitu pun dengan bunga tepi jalan yang pagi tadi merekah.

Dan senja ini hujan turun lagi.
Denting airnya yang berjatuhan seperti berirama.
Kembali menyayikan lagu-lagu sendu senda.

Lalu aku kembali merindu.
Tapi aku tak lagi bertanya, “Aku merindu untuk siapa?”
Karna untuk apa aku bertanya,
Kalau hanya dengan mengingat senyuman mu saja,
Aku telah menemukan jawabannya.

Kamu adalah ciptaan-NYA.
Dan menemukan mu di dunia,
Adalah sebuah Anugrah terindah.

Cinta itu sederhana.
Aku merasa sangat bahagia.
Hanya karna kamu ada.



Penulis : Andria Tama (crb komandan kodok)
Jakarta, 27 September 2017

Note : "Gue menulis ini khusus untuk seseorang yang saat ini gue rindu.
Hey, Dear Love. I will always Miss You. ^^-