Di
atas penyembahan modernitas dan pengagungan idealisme liberal…
Di
atas sendawa kenyang dan tawa riang anak-anak dunia…
Di
atas kemesraan bangsa arab dan amerika di meja-meja makan malam…
Di
atas cumbu manja simon peres dan pemimpin-pemimpin eropa…
Di
atas kebisuan indonesia dan negara-negara berlabel syari’at islam…
Di
atas idiotisitas perserikatan bangsa-bangsa dan autisitas Organisasi Islam
Dunia…
Palestina
berdiri sendiri dalam tangis dan cucuran air mata…
Terpekur
dalam simbahan darah dan tusukan peluru…
Di
saat dentuman peluru laknat jagal-jagal cast leads masih terdengar hafal di
telinga…
Dunia
masih belum juga menemukan nurani kemanusiaannya…
Label
pemuja hak asasi manusia hanyalah semboyan kosong yang ada di kantong-kantong
anak cucu amerika dan kroni-kroninya…
Dan
palestina pun sendiri…
Berdiri
tegak di antara kemahatololan badut-badut pemuja ketiak zionis…
Dan
palestina pun berdiri…
Melululantakkan
kemahasombongan putra-putri kera yang lahir dari rahim kerakusan dan di susui
asi kezaliman…
“Biarlah
kami sendiri,” kata generasi Shalahuddin Al Ayyubi itu…
“Cukuplah
batu-batu intifadah ini yang menjadi teman setia kami membebaskan Al Aqsa”…
“Karna
harga diri kami terlalu mahal jika di bayar dengan air mata”…
“Karna
senyuman kami tak semurah tegukan coca-cola atau kekhusukkan kalian dalam berfacebook
ria”…
Palestina,,
Bahkan
indonesia yang baik hati pun sedikit hilang ingatan atas kebaikan putra mu…
Bukankah
dulu Muhammad Amin Al Hussein yang lantang mengucap selamat pertama atas
kemerdekaan negeri ini..??
Bukankah
karna dia pula akhirnya gelombang dukungan bangsa-bangsa dunia membanjiri
kemerdekaan negeri ini..??
Atau
rasa-rasanya bahkan rakyat negeri ini pun sudah tak berselera mengingat
keikhlasan uang lima juta warga gaqa atas gempa mengguncang bumi yogya…
Oh
Palestina…
Di
saat kami begitu lelap melewati sepertiga malam,,
Di
sana kau tengah bercanda dengan kebiadaban badut-badut penghisap darah…
Di
saat kami begitu lahap menikmati hidangan sarapan pagi,,
Di
sana kau masih harus tiarap untuk melanjutkan hari-hari…
Kami
yakin tidak banyak yang kau minta,,
Karena
kau terlalu gagah untuk menjadi pengemis atas kemerdekaan mu…
Kami
pun yakin tidak banyak yang kau harap,,
Karena
kau terlalu mulia untuk meninakbobokan keimanan hanya demmi urusan perut…
Maafkan
kami…
Maafkan
kami yang hanya bisa membantumu lewat air mata…
Maafkan
kami yang hanya bisa menolong mu dengan sisa uang yang ada di saku celana…
Maafkan
kami yang hanya bisa mengingat mu saat ada kajian dan unjuk rasa…
Maafkan
kami yang sering melewatkan nama mu dalam setiap bait doa-doa…
Allahummantsur
Ikhwana Mujahiddina fi Filistin…
Allahummantsur
Ikhwana Mujahiddina fi Filistin…
Allahummantsur
Ikhwana Mujahiddina fi Filistin…
Penulis:
Shalahuddin Umar
No comments:
Post a Comment